Selasa, 26 Juli 2011

Banyak Jalan Menuju Semarang

Yogyakarta - Semarang memang tidak jauh-jauh amat. Hanya 120 km lebih dan kurangnya ukur sendiri. Namun sejak Merapi murka sampai sekarang selalu saja ada kendala untuk melewatinya. Diantara kendala itu adalah tumpukan pasir merapi sepanjang jalan Mulintan samapi Sleman, setelah pasir lenyap di hapus hujan muncul banjir di kali putih Desa Salam yang membawa material pasir dan baru sebesar bis (kok bisa ya), kemudian disusun hanyutnya jembatan Kali Pabelan. Alhamdulillah dengan berakhirnya musim hujan untun semetara kendala dan masalah banjir pasir teratasi. (namun tidak menjamin musim hujan yad.)
Sekarang, dalam rangka mempersiapkan sarana mudik warganya pemerintah sedang hoby memperbaiki jalan, ngaspal jalan dimana-mana, bahkan tengah malam pun rela mengerjakannya (soalnya kalau siang kerja pasti mengacaukan lalulintas). Dengan sistem buka tutup gantian mengalir arus lalulintas dari dan ke Semarang Yogyakarta, tentunya kalau tertib tidak ada masalah. Jangan dikira semua terkendali dengan nyaman, menjelang pagi seiring waktu istirahatnya pekerja jalan, kendaraan dari dan ke Yogyakarta-Semarang semakin banyak. Bis penumpang dan Truk pasir tak mau kalah ingin segera tiba ditujuannya. Ini masalah perut, terlambat sedikit maka perut bakal keroncongan. Otak (nalar) dan hati (perasaan) sudah di kesampingkan.
Antrian kendaraan yang semula tertib mulai terpancing saling serobot, bis penumpang dan Truk barang/pasir mulai memaksa mendahului antrian dijalan yang memang sudah pas-pasan ini. Akibatnya bisa ditebak, setiap pagi di titip pengaspalan terjadi kemacetan serasa di Jakarta waktu siang hari. Dan parahnya tidak tahu kapan kemacetan bisa terurai.
Inilah yang membangkitkan ide kreatif para pemuda untuk memandu kendaraan yang tergesa-gesa keperluannya mencari jalan alternatif menuju Semarang atau Yogyakarta. Di sepanjang jalan utama memang telah ada jalan-jalan alternatif. Jalan ini kecil dengan kondisi sedikit rusak dan berbahaya, namun sangat membantu mengarai kebuntuan otak akibat terhentinya arus jalan utama.
Bagi yang tidak mau spekulasi ditengah jalan maka mulai dari awal bisa mengambil jalur alternatif yang banyak pilihannya :
1. Semarang - Boyolali - Klaten - Yogyakarta.
2. Semarang - Kartosuro - Klaten - Yogyakarta.
3. Semarang - Salatiga - Kopeng - nGablak - Magelang - Yogyakarta.
4. Semarang - Bandungan - Somowono - Temanggung - Secang - Magelang - Yogyakarta.
dan banyak lagi pilihanya.
Sekarang kita mau pilih mana? dekat tapi macet atau sedikit jauh, lancar dan mendapat bonus perjalanan yang eksotik karena melalui berbagai tempat wisata, pilihan terakhir ini sungguh sangat tidak mendukung program pengenghematan BBM bersubsidi, namun justru lebih irit dibandung saat macet mesin tetap hidup.
Terserah hati masing-masing yang penting bumi tetap hijau.
Semarang 26/07/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar